Jumat, 31 Oktober 2014

Hadiah untuk Mama

“Nanti kalau Ryan dan Rissa malam-malam tiba-tiba lapar, Papa enggak usah repot-repot ya, di kulkas sudah Mama sediakan Ayam bumbu, telor, dan chicken fillet. Papa tinggal goreng saja supaya praktis!” ucap Mama kembali mengingatkan. Ini sudah kesekian kalinya Mama bersikap agak cerewet kepada Papa dan anak-anak.
“Iya Mamaaaa!” ucap Papa, Ryan, dan Rissa, kompak.
“Pokoknya sepulang sekolah, Ryan jangan lupa tidur siang, kerjakan PR, dan jangan main komputer lewat dari jam delapan malam, segera tidur karena besok harus sekolah. Lalu Rissa enggak boleh rewel selama Mama enggak ada di rumah, enggak boleh malas makan, enggak boleh jajan sembarangan, boleh main sepeda tapi harus sama Mas Ryan atau ditemanin Papa, dan jangan ngompol sembarangan!” Mama kembali mengingatkan anak-anak.
“Rissa enggak ngompol lagi kok, Ma!” bantah Rissa membela diri.
“Anak pintar, janji ya sama Mama.” Puji Mama kepada Rissa, sembari saling mengaitkan kedua jari kelingking, menandakan perjanjian.
“Janji!” jawab Rissa bersemangat.
“Pokoknya Mama tenang saja deh, Ryan bisa urus keperluan Ryan sendiri. Pokoknya bereeessss!” ucap Ryan sembari meyakinkan sang Mama untuk tidak terus-terusan khawatir.
mama 1
Namun, Mama tetap saja merasa was-was. Ini adalah kali pertama Mama harus pergi keluar kota dalam dua hari tanpa di dampingi oleh Papa dan kedua anak-anak. Mama terpaksa harus pergi seorang diri untuk menjenguk adik yang sedang terbaring sakit di kampung halaman. Mulanya Papa dan anak-anak ingin turut serta, namun karena Mama tahu kalau Papa sedang sibuk membuat laporan akhir bulan, lala Ryan yang sedang banyak ulangan harian, serta Rissa yang baru sembuh dari sakitnya, maka Mama memutuskan untuk berangkat seorang diri.
*
“Papaaaaaa!” teriak Rissa dari balik kamarnya.
Papa yang sejak jam lima pagi hari sudah terbangun, buru-buru langsung menyiapkan sarapan untuk Ryan dan Rissa. Ryan ternyata cukup sulit untuk dibangunkan pagi-pagi, butuh beberapa menit untuk ia benar-benar terbangun dan segera mandi. Ryan pun tidak cepat-cepat bergegas menyiapkan peralatan sekolahnya, padahal Papa harus sudah berangkat ke kantor jam tujuh pagi.
Kemudian teriakan Rissa pun menggemparkan pagi. Buru-buru Papa menghampiri Rissa yang sejak pagi masih tertidur, namun tiba-tiba terbangun karena ia kembali mengompol di kasurnya. Papa yang kebingungan segera menjemur alas tidur Rissa yang basah karena air ompol.
“Kok Rissa ngompol lagi sih sayang? Kan kemarin sudah janji sama Mama supaya enggak ngompol lagi?” tanya Papa kewalahan. Rissa yang merasa bersalah malah kembali menangis melihat Papa yang kelelahan.
“Habis semalam Rissa enggak pipis dulu, jadinya ngompol. Biasanya sebelum tidur, Mama selalu suruh Rissa pipis dulu di toilet.” Ucap Rissa menjelaskan.
mama 3
Papa yang kelupaan, menepuk keningnya. “Oh iya, Papa lupa!”
“Papa! Ayoooo! Sudah jam setengah tujuh, nanti Ryan terlambat Papa!” kini Ryan kembali mengingatkan Papa yang sibuk mengurusi Rissa yang habis mandi dan berpakaian rapih. Karena Rissa memaksa untuk ikut kekantor Papa, maka Papa yang tidak tega meninggalkan Rissa sendirian dirumah, terpaksa mengajak serta puteri kesayangannya.
*
Sudah dua hari berlalu, Mama mengatakan untuk menunda kepulangannya sehari lagi karena harus membantu sang adik berberes-beres untuk kembali kerumah dengan kondisi yang sudah jauh lebih baik.
Papa yang sangat khawatir dengan penundaan kepulangan itu, karena dua hari tanpa Mama saja, ia sudah sangat kewalahan mengurusi rumah dan anak-anak. Ryan dan Rissa pun kembali mengatakan rindu kepada sang Mama karena mereka tidak biasa ditinggal berhari-hari seperti ini.
Untuk itu, karena kebetulan hari ketiga tersebut jatuh di hari sabtu, maka Papa memutuskan untuk menjemput Mama di kampung halaman bersama Ryan dan Rissa yang turut serta. Ryan dan Rissa sangat antusias karena perjalanan menjemput Mama bisa sekalian dilakukan sembari berwisata keluar daerah.
mama 2Dalam perjalanan menuju desa, tiba-tiba Ryan meminta sang Papa untuk menghentikan laju kendaraannya di sebuah toko bunga.
“Loh, kenapa berhenti disini, nak?” tanya Papa penasaran.
“Ryan mau kasih Mama bunga yang cantik, karena Mama setiap hari sudah jagain aku, Rissa dan Papa. Pasti jadi Mama capek banget, karena aku saja capek jagain Rissa yang cengeng.” Ucap Ryan memberikan penjelasan.
Papa pun sangat setuju dengan ucapan Ryan, maka sebagai hadiah atas jeripayah Mama yang setiap hari bekerja dirumah, Papa membelikan serangkai bunga mawar merah yang indah.Karena tidak mudah menjadi Ibu, untuk itu kita wajib untuk selalu menyayangi Ibu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar