Jumat, 31 Oktober 2014

Dongeng kejujuran

Cerpen: Andi dan Kacamata Ajaib

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Mata Andi semakin berat duduk di depan meja belajarnya. Pelajaran yang tadi ia pelajari tak kunjung lekat dalam ingatannya. Akhirnya Andi malah tertidur di meja belajarnya. Keesokan harinya Andi terbangun dari tempat tidurnya. Nampaknya ayah Andi memindahkan Andi ke tempat tidur saat Andi tertidur di meja belajarnya.
Andi menjadi panik saat sadar jika dirinya belum belajar penuh. Ia takut jika dirinya akan mendapatkan nilai jelek dalam ulangan Matematika. Andi merupakan juara kelas semenjak SD dulu hingga kelas 2 SMP sekarang ini. Khayalan-khayalan buruk tentang nilai yang akan didapatnya mulai membayangi pikirannya.
Saat sudah di depan sekolah, Andi melihat seorang pengemis tua. Keadaannya sangat lusuh dan juga membuat iba. Andi menghampirinya dan lantas memberikan uang pada pengemis tua tersebut. Namun pengemis itu menolak pemberian Andi. Andi lantas segera berlari menuju pedagang roti di sana. Ia membeli beberapa roti dan segera mengejar pengemis tua yang jalannya lambat tersebut.
“Ini Kek buat Kakek. Aku ikhlas kok memberikan roti ini. Tadi Kakek kan menolak uang yang ku berikan. Jadi aku pikir akan lebih baik memberikan roti ini untuk Kakek,” ujar Andi polos.
“Kamu anak yang baik, Nak. Terima kasih atas pemberianmu ini. Kakek akan menerimanya dengan senang hati,” puji Kakek pada Andi. Andi tersenyum melihat senyuman kakek tua itu.
andi 1
“Sebagai ucapan terima kasih dari kakek. Ambillah kacamata ini untukmu. Dan pakailah saat diperlukan nanti. Ini akan banyak membantumu nanti,” ujar Kakek sambil memberikan kacamata berbingkai hitam itu pada Andi.
“Tapi ini kacamata apa Kek? Kenapa Kakek memberikan kacamata ini padaku?” tanya Andi lagi. Kakek tua itu hanya tersenyum mendengar perkataan Andi. Kakek itu kemudian terus berjalan menjauh dari Andi. Andi pun kemudian segera masuk ke sekolah.
Bel sekolah berbunyi tanda jam pelajaran pertama akan segera dimulai. Andi pun masuk ke dalam kelas sambil membaca kembali bahan-bahan ulangan dan menghafal beberapa rumus yang dari semalam masih belum dikuasainya.
Pak Yusuf, guru matematika di kelas Andi, kemudian segera masuk ke dalam kelas. Dengan segera, ia meminta semua murid untuk memasukkan buku-buku mereka ke dalam tas dan menaruh tas mereka ke depan kelas.
andi 2“Bapak harap kalian semua dapat menjawab semua soal ulangan hari ini dengan baik. Bapak juga berharap jika kalian sudah belajar tadi malam dan akan mendapatkan nilai yang bagus. Semua tindakan curang saat ulangan nanti tidak akan bapak toleransi.” Jelas Pak yusuf pada semua murid.
“Baik Pak,” jawab semua murid serentak.
Andi mengucek matanya dan kemudian malah memerah. Andi pun memakai kacamata yang diberikan oleh kakek tua tersebut agar angin tidak masuk ke matanya dan membuat matanya menjadi lebih merah lagi. Soal ulangan pun dibagikan pada semua murid. Andi mulai melihat satu per satu soal tersebut dan begitu terkejut mendapati soal ujiannya sudah ada jawabannya.
Andi berniat mengangkat tangannya dan memberitahukan hal itu pada Pak Yusuf. Namun niatnya urung saat kacamata yang dipakainya jatuh ke bawah lantai. Saat melihat lagi soal-soal itu, tidak ada jawaban sama sekali seperti yang dilihat Andi waktu pertama kali. Andi nampak mulai mengerti dengan keadaan yang dialaminya tersebut.
Untuk memastikan pemikirannya, ia memakai lagi kacamata itu. Benar saja pemikiran Andi. Kacamata itu bukanlah kacamata biasa, melainkan kacamata ajaib. Semua soal sudah ada jawabannya saat Andi memakai kacamata tersebut. Andi keluar dengan senyuman mengembang saat ulangan tersebut berakhir. Setelah jam istirahat tiba, Andi segera berlari menuju ke depan gerbang, tempat ia melihat kakek tua tersebut. Tiba di sana, Andi tidak lagi melihat kakek tua tersebut. Nampaknya kakek tua sudah pergi lumayan jauh dari sekolah.
Bel tanda pulang sekolah pun berbunyi. Ulangan yang tadi dilakukan sudah ketahuan hasilnya. Andi nampak puas dengan nilai yang diperolehnya. Andi pun segera pulang ke rumahnya dengan berjalan kaki. Rumah Andi memang tidak jauh dari sekolah.  Dengan 10 menit berjalan kaki, Andi sudah sampai hampir tiba di rumahnya. Saat itu juga, Andi kembali melihat sosok kakek tua tersebut.
“Kek.. Tunggu!” Andi berteriak kencang memanggil kakek tua tersebut. Andi pun segera berlari menghampiri sang kakek.
“Ada apa Nak? Apa kamu ingin berterima kasih pada kakek?”
“Iya Kek. Andi ingin berterima kasih pada Kakek karena telah mengajarkan kejujuran pada Andi. Hari ini, aku melihat semua jawaban ulangan Matematika secara sekilas. Awalnya aku ingin mencatat jawaban-jawaban tersebut di kertas jawabanku. Namun setelah aku berpikir lagi, tindakanku ini akan menjadi sangat tidak terpuji. Aku juga tidak akan puas dengan hasil ujianku, walaupun mungkin nilainya akan sempurna. Jadi aku kembalikan kacamata ajaib ini Kek,” sahut Andi.
“Kamu benar-benar anak yang baik,” puji kakek lagi.
Kakek kemudian pergi dengan membawa kacamata ajaib tersebut. Andi pun segera pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah, Andi memberitahu hasil ulangan Matematika hari ini. Andi mendapatkan nilai 70. Ia senang karena hasil yang diraihnya merupakan hasil kerja kerasnya sendiri. Andi pun berjanji pada ayah dan ibunya jika di lain hari, ia akan belajar lebih keras lagi dan mendapatkan nilai yang lebih baik.andi 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar