Senin, 03 November 2014

berharap keajaiban bisa membantu

Cerpen: Lucy dan Bintang Jatuh

lucy1Lucy terus memandangi langit dari jendela kamarnya yang terbuka. Kamar Lucy ada di lantai 2. Karena itu, Lucy bisa leluasa memandang langit dan bintang jatuh tanpa perlu terhalang atap rumah lain. Angin sepoi-sepoi menerobos jendela kamar, membuat Lucy menggigil kedinginan. Dengan cepat, Lucy menutup jendelanya.
“Bintang jatuh kapan datangnya sih!” keluh Lucy sambil menatap langit dengan bintang-bintang berkelap-kelip sebelum menutup gorden jendelanya.
Sudah dua hari ini Lucy punya kegiatan baru. Memandang langit sebelum tidur selama berjam-jam. Ini semua karena Lucy selalu teringat kata-kata Mary, sahabatnya, kemarin di sekolah.
“Kamu tahu gak, Lucy. Aku pernah baca disebuah buku. Bintang jatuh itu bisa mengabulkan keinginan, lho!” kata Mary dengan yakin.
Mata Lucy membulat. “Jadi kita bisa minta apa saja?”
Mary mengangguk sambil tersenyum lebar, “Apa saja!”
Sejak percakapan dengan Mary itu, Lucy mulai sibuk menunggu bintang jatuh dari jendela kamarnya. Harapan Lucy cuma satu, ia ingin dapat rangking satu semester ini. Lucy sudah bosan selalu rangking dua. Padahal ia sudah belajar dengan rajin. Mata Lucy berubah berat. Beberapa menit kemudian, Lucy tertidur.

“Kamu sudah bertemu bintang jatuh belum?” tanya Mary keesokan paginya saat Lucy sampai di sekolah.
Lucy menggeleng sambil cemberut, “Belum! Aku sudah menunggu lama, tapi bintang jatuh itu tidak kunjung muncul.”
“Jangan sedih, Lucy. Kamu coba terus dong!” hibur Mary. Lucy mengangguk lemah sambil menatap Frans, sang juara kelas.
“Aku pasti tidak akan bisa mengalahkan Frans semester ini jika bintang jatuh tidak muncul,” batin Lucy. “Semoga bintang jatuh muncul malam ini,” harap Lucy tepat sebelum Bu Guru masuk kelas.
Malamnya, Lucy mencoba peruntungannya lagi. Sudah hampir satu jam, Lucy memandang langit berharap ada bintang jatuh. Tangan Lucy sampai pegal menopang kepalanya. Tapi Lucy tidak peduli. Dipikirannya hanya ada bintang jatuh saja.
Lucy hampir merasa bosan. Ia menguap lebar. Tiba-tiba mata Lucy menangkap sesuatu seperti api kecil yang jatuh dari langit. “Bintang jatuh!” pekik Lucy gembira. Cepat-cepat, Lucy mengucapkan permintaan, “Aku ingin bisa rangking satu semester ini. Aku tidak ingin rangking 2 terus.”
Saat Lucy membuka matanya, bintang jatuh telah menghilang . Lucy tak sabar untuk menceritakan pengalamannya malam ini pada Mary besok di sekolah.

Lucy melewati semester ini dengan gembira. Lucy sangat yakin bintang jatuh akan mengabulkan permohonannya. Ulangan semester semakin dekat. Namun, Lucy tidak terlihat rajin belajar seperti biasanya. Alih-alih belajar, Lucy malah asyik bermain. Mama dan Papa telah berkali-kali menasihati Lucy untuk belajar. Tapi Lucy selalu beralasan ia yakin bisa menjawab soal ulangan dengan benar semua.
Hari ulangan semester pun tiba. Lucy hanya senyum-senyum saat Bu Guru membagikan kertas soal matematika yang harus dijawab. Namun, senyum Lucy mendadak hilang ketika melihat soal matematika yang rumit di depannya. “Aduuhh! Kok soalnya susah sekali!” gerutu Lucy pelan. 
lucy2Lucy sibuk menengok kiri dan kanannya. Mary terlihat tenang. Frans, si juara kelas apalagi. Ia terus tersenyum sejak tadi. Lucy semakin gusar. Ia menjawab asal-asalan.
“Tenang, Lucy. Bintang jatuh akan mengabulkan permohonanmu!” suara hati Lucy menenangkan.
lucy3Tidak terasa ulangan semester telah berakhir. Dengan hati deg-degan, Lucy menunggu mama dan papa yang mengambilkannya raport. “Lucy rangking berapa, Ma?” tanya Lucy begitu melihat mama dan papa keluar dari ruangan kelas.
Mama dan papa saling bertukar senyum, belum menjawab pertanyaan Lucy.
“Rangking satu ya, Ma?” desak Lucy lagi.
Mama menggeleng. Wajah Lucy mendadak muram. Papa berjongkok di dekat Lucy. “Sayang. Kamu tidak pernah belajar, ya?” tanya papa lembut. “Nilai kamu banyak merahnya!”
Lucy mengangguk sedih hampir menangis. “Tapi kan Lucy sudah mengucapkan permintaan pada bintang jatuh. Kata Mary bintang jatuh akan mengabulkan semua permintaan!”
Mama tersenyum sambil membelai lembut rambut Lucy yang panjang dan hitam. “Kalau mau dapat rangking satu harus belajar giat, Sayang. Tidak ada hasil tanpa usaha!” nasihat mama. Mulai saat itu, Lucy selalu teringat kata-kata mama. Jika ingin sesuatu harus berusaha.
“Selamat tinggal bintang jatuh!” seru Lucy sambil tersenyum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar